Kisah Isra mi'raj Nabi Muhammad Saw
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Bismillah ✍️
Isra Mi’raj merupakan dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad shalallahu alaihi wasallam. dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam.
Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah
al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam “diberangkatkan” oleh Allah Subhanahu Wa Ta'alah dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta'alah untuk menunaikan sholat lima waktu.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga,
karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini,Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam sedih.
Peristiwa tersebut hanya dianugerahkan Allah kepada baginda, Nabi Besar Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Tentunya dalam perjalanan itu banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik.
Jika dalam perjalanan keluar kota saja kita dapat memetik banyak pelajaran, bagaimana kiranya dalam perjalanan menjelajah alam semesta yang tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Sebelum Nabi Muhammad Saw pergi ke Baitul maqdis
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail
dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu Beliau berbaring diantara paman Beliau,
Sayyiduna Hamzah dan sepupu Beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib,
Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri Beliau lalu membawa Beliau
ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan
tubuh Rasulullah untuk dibelah dada Beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau SAW,
kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada Beliau yang mulya
sampai di bawah perut Beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar
aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak,justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya,hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan,kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati Beliau,karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati Beliau yang mulia lalu menyucinya tiga kali,kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan,kemudian dituangkan ke dalam hati Beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran,keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal,dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya,jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata:
“Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulia daripada dia (Rasulullah)”,
mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat,setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya,dan sebelum Beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan,Jibril menemani disebelah kanan Beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri,menurut riwayat Ibnu Sa’ad: "Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma" ,lantas malaikat Jibril berkata:
“Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat,
Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab Beliau,
Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah)dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan,secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”,
setelah sholat dan kembali ke atas buroq,Jibril memberitahukan bahwa Beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’,sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT,Beliau pun sholat di tempat itu.
Kemudian Beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada Beliau istana-istana Syam, Beliau turun dan sholat disana.
Rasulullah dari Baitul maqdis ke langit ke Tujuh
Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata:
“Anda telah sholat di Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan,tiba-tiba Beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar Beliau dengan semburan api,setiap Nabi menoleh Beliau melihat Ifrit itu.Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat,jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah.Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya,melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya:
“Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”,
Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipat gandakan sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian Beliau mencium bau wangi semerbak,Beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “
Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS. Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun,
Kemudian di tengah perjalanan, Beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya.
Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakankewajiban sholat.
Kemudian Beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini,
Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Ketika Beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil Beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”,
tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya Beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi.
Begitu pula Beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan Beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata:
“Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya,
Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh Beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya Beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho).
Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana. Kemudian Beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat.
Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh Beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus,lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu,Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya,
Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih
khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Kemudian setelah Beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya Beliau melakukan mi’raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian Beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan
Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai
akhirnya Beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya,yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu.
Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini,
di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan
menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini.
Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat.
Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau,
namun tidak dengan ibadah sholat,
Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni
Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama),
ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik
ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya
Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat,
yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka,
maka malaikat yang menjaga bertanya:“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana
menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin,
andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan
postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya.
Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok,
jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri,
tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih.
Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah
kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang
yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini,
tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging
panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap
bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina,
meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan
perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat
dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu.
Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.
Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu
dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia,yakni menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama.
Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya.
Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya,keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya.Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang,putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya.
Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan:
“Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga,
setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub.
Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”.
Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah,
dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama
mengalahkan cahaya seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS.
Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan
seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang.
Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat
mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang,
ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk,
ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar
mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena
pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak,
menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:
“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS,
seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau.
Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa.
Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya
manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, Beliau menangis.
Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang
pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa
Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik,
Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga,
sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”.
Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”,
Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata:
“Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh
sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar
sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi
bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun.
Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya,
sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih.
Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun
mampu melukiskan keindahannya. Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya
berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw.
Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan
yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik,
malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya
Nabi Muhammad saw di Sidratul Muntaha sampai Kembali ke Mekkah di waktu subuh
beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna,
pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri,
karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini,
berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang
makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu
mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya.
Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”
“Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah,
Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat),
Engkau mengajak bicara Musa,
Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar,
Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin,
manusia dan syaitan serta angin,
Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan
Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta
menghidupkan orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik,
bahwa Rasulullah bersabda:” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat
sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam),
lalu dia bertanya:“Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab
umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat
(jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:
“Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya,
maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa
dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:
“Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam,
setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:
“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya:
“Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki
buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya,
maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan
nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan
mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW,sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau.
Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya).
Sekian dari saya terima kasih banyak karena sudah membaca sampai selesai
Sumber:Grup FB kajian Islam
