Pemadam Api neraka - Saya kutip dari salah satu bab dalam kitab mukasyafatul qulub karya Imam Al Ghazali rahimullah
Abû al-Layts Ra berkata, “Allah memiliki para malaikat di langit ketujuh. Mereka bersujud sejak Allah menciptakan mereka hingga hari kiamat. Mereka menggigil ketakutan karena takut kepada
Allah Swt. Apabila hari kiamat tiba, mereka mengangkat kepala dan berkata, ‘Mahasuci Engkau, kami tidak menyembah-Mu dengan penyembahan yang sebenar-benarnya.’”
Itulah firman Allah Swt:
يَخَافُوْنَ رَبَّهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (QS al-Nahl [16]: 50). Yakni, Sekejap mata pun mereka tidak berbuat maksiat kepada Allah.
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila tubuh hamba menggigil karena takut kepada Allah Swt, dosa-dosanya berguguran seperti daun-daun yang berguguran dari pohonnya.”
Dikisahkan bahwa seorang laki-laki tertambat hatinya kepada seorang perempuan. Laki-laki itu ikut pergi bersamanya. Ketika mereka berduaan di padang sahara, sementara orang lain sudah tertidur, laki-laki itu ikut mengungkapkan isi
hatinya kepada perempuan tersebut. Perempuan itu berkata, “Lihatlah, semua orang sudah tertidur.”
Laki-laki itu senang mendengar kata-kata itu. Dia mengira bahwa perempuan itu telah memberikan jawaban kepadanya. Lalu, dia berdiri dan mengelilingi kafilah. Dia mendapati orang-orang sudah tertidur. Lalu, dia kembali kepada perempuan itu dan berkata, “Benar, mereka telah tidur.” Namun, perempuan itu bertanya, “Apa pendapatmu tentang Allah, apakah Dia tidur pada saat ini?” Laki-laki itu menjawab,
“Allah Swt tidak tidur. Dia tidak pernah terserang kantuk dan tidur.”
Perempuan itu berkata, “Dzat yang tidak tidur dan tidak akan tidur selalu melihat kita walaupun orang lain tidak melihat kita. Karena itu, Allah lebih pantas untuk ditakuti.”
Akhirnya, laki-laki itu pun meninggalkan perempuan tadi karena takut kepada Sang Pencipta. Dia bertobat dan kembali ke kampung halamannya. Ketika dia meninggal, orang-orang bermimpi melihatnya. Ditanyakan kepadanya,
“Apa tindakan Allah kepadamu?” Dia menjawab, “Dia mengampuniku karena takutku itu. Demikian, dihapuslah dosa itu.”
‘Umar Ra pernah jatuh pingsan karena takut ketika mendengar bacaan ayat al-Quran. Pada suatu hari, dia mengambil sebatang jerami, lalu berkata, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku menjadi jerami dan tidak menjadi sesuatu yang disebut. Aduhai, alangkah baiknya jika dulu ibuku tidak melahirkanku.” Dia menangis terisak-isak sehingga air mata membasahi pipinya. Oleh karena itu, pada wajahnya ada garis bekas tetesan air mata.
Nabi Saw bersabda, “Tidak masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali pada tetek.”
Dalam Raqâ’id al-Akhbâr disebutkan, hari kiamat didatangkan kepada hamba, maka kejelekan-kejelekannya lebih banyak daripada kebaikan-kebaikannya. Lalu, dia diperintahkan ke neraka. Bulu matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul-Mu Muhammad Saw telah bersabda,
‘Barangsiapa yang menangis karena takut kepada Allah, Dia mengharamkannya pada api neraka.’ Lalu, aku menangis karena takut kepada-Mu.”
Karena itu, Allah mengampuni dan mengeluarkannya dari neraka dengan bekal sehelai bulu matanya yang ketika di dunia pernah menangis karena takut kepada Allah. Jibril As berseru,
“Fulan bin Fulan selamat karena sehelai bulu mata.”
Dalam Bidâyah al-Hidâyah disebutkan: Pada hari kiamat, didatangkan Nereka Jahanam yang nyalanya bergemuruh, dan setiap umat berlutut karena takut kepadanya. Sebagaimana hal itu difirmankan Allah Swt :
وَتَرٰى كُلَّ اُمَّةٍ جَاثِيَةً ۗ كُلُّ اُمَّةٍ تُدْعٰٓى اِلٰى كِتٰبِهَاۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya:
"Dan (pada hari itu) engkau lihat tiap-tiap umat belutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya" (QS al-Jâtsiyah [45]:28)
Ketika mendatangi neraka, mereka mendengar suara didih dan nyalanya. Gemuruh nyalanya terdengar hingga jarak perjalanan lima ratus tahun. Setiap para nabi berkata, “Diriku,diriku,” kecuali Rasulullah Saw. Beliau berkata,
“Umatku, umatku.” Dari Neraka Jahim itu keluar api sebesar gunung. Umat Muhammad Saw berusaha mendorongnya. Mereka berkata, “Wahai api, demi hak orang-orang yang menegakkan shalat, yang bersedekah, yang khusyuk, dan yang puasa, kembalilah.” Namun, api itu tidak mau kembali. Maka dipanggillah Jibrîl As. Kemudian Jibril datang dengan membawa segelas air, lalu diberikan kepada Rasulullah Saw. Jibrîl berkata:“Wahai Rasulullah, ambillah ini, lalu siramkan pada api itu.” Kemudian, beliau menyiramkan pada api—seketika api itu padam.
Lalu Rasulullah Saw bertanya, “Ini air apa?”
Jibrîl As menjawab, “Ini adalah air mata orang orang yang durhaka di antara umatmu. Mereka menangis karena takut kepada Allah Swt. Lalu, aku diperintahkan untuk memberikannya ke-
padamu agar disiramkan pada api itu, sehingga api itu menjadi padam dengan izin Allah Swt.”
Rasulullah Saw berdoa, “Ya Allah, anugerahilah aku dengan dua mata yang selalu menangis karena takut kepada-Mu.
Dikisahkan dari Muhammad bin al-Mundzir Ra, bahwa ketika dia menangis, wajah dan janggutnya dibasahi air mata. Ia berkata, “Telah sampai kabar kepadaku bahwa neraka tidak akan membakar tempat-tempat yang pernah dibasahi air mata.”
Karena itu, hendaklah orang Mukmin takut pada adzab Allah dan menjauhkan diri dari hawa nafsu. Allah Swt berfirman:
فَاَمَّا مَنْ طَغٰى*
وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ *
فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ *
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ *
فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ *
Artinya:
37. Adapun orang yang melampaui batas
38. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia
39. Sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.
40. Dan adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya
41. Sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya
(QS al-Nâzi‘ât [79]: 37-41)
